Jumat, 21 April 2017
Biografi Farida Oetoyo
Farida Oetoyo
Farida Oetoyo (lahir di Solo, Jawa Tengah, 7 Juli 1939; umur 72 tahun) adalah seorang maestro balet Indonesia.Setidaknya dua nomor balet berlabel Rama & Shinta dan "Gunung Agung Meletus" merupakan karya masterpiece koreografer Farida Oetoyo. Di samping kedua karya besar ini, masih ada karya lainnya yang bisa di catat sebagai karya handal monumental. Di antaranya balet "Carmina Burana", "Putih-Putih" dan "Daun Fulus". "Gunung Agung Meletus" dan "Rama & Shinta", mendapat sambutan hangat saat dipentaskan di Teater Terbuka dan Teater Arena Taman Ismail Marzuki tahun 70-an. Tak heran bila angin segar menerpa penggemar balet di Indonesia. Publik sangat antusias menonton sajian berkualitas. Lima ribu tempat duduk yang tersedia di Teater Terbuka padat penonton. Bahkan kalangan pers juga mempunyai andil besar. Menyambut dengan menurunkan berirta dan artikel-artikel menarik dimedia cetak mereka.Tidaklah berlebihan bila Farida Oetoyo, yang pernah menjadi primadona di panggung balet dunia disebut sebagai "Maestra Balet" Indonesia, mengingat ia pernah bergabung dengan "Teater Bolshoi" di Rusia dan berpentas di sejumlah negara Eropa serta Amerika. Bahkan hingga sekarang masih aktif mengajar balet di sekolah balet "Sumber Cipta" miliknya di Ciputat Jakarta Selatan.Biografi Tati Saleh
Tati Saleh
Raden Siti Hatijah (lebih dikenal dengan nama Tati Saleh; lahir di Jakarta, 24 Juli 1944 – meninggal di Bandung, 9 Februari 2006 pada umur 61 tahun) adalah seorang penari jaipongan asal Indonesia.Ayahnya, Abdullah Saleh, adalah seorang seniman yang juga berprofesi sebagai Kepala Kebudayaan Ciamis, sedangkan ibunya adalah pengajar seni tari dan tembang. Selain ayahnya, Tati Saleh mempelajari seni tari dari R. Enoch Atmadibrata, Ono Lesmana, serta tokoh tari Sunda, R. Cece Somantri.
Di Konservatori Karawitan (Kokar), ia dan beberapa rekannya menggubah beberapa Seni Ibing Jaipongan seperti Lindeuk Japati, Rineka Sari, Mega Sutra. Pada tahun 1960-an, ia juga, bersama Indrawati Lukman, Irawati Durban, Tien Sapartinah dan Bulantrisna Jelantik, dikenal sebagai penari istana.
Saleh meninggal dunia pada 9 Februari 2006 akibat komplikasi luka lambung, vertigo dan diabetes. Ia meninggalkan suaminya, Maman Sulaeman dan tiga orang anak.
Biografi Sardono Waluyu Kusumo
Sardono Waluyo Kusumo
Sardono Waluyo Kusumo (lahir di Solo, 6 Maret 1945; umur 66 tahun) adalah seorang penari, koreografer, dan sutradara film asal Indonesia. Ia adalah salah seorang tokoh tari kontemporer Indonesia.Sardono pertama kali belajar menari tarian klasik Jawa 'alusan' pada R.T. Kusumo Kesowo (master tari kraton Surakarta). Pada tahun 1961, R.T. Kusumo Kesowo menciptakan sendratari kolosal Ramayana yang dipentaskan di Candi Prambanan. Tari kolosal ini melibatkan 250 penari dengan dua set orkestra gamelan. Sardono diserahi tugas untuk menarikan tokoh Hanoman - meskipun ia terlatih sebagai penari 'alusan' bukan 'gagahan'. Pada awalnya ia kecewa, namun tugas ini memberinya inspirasi untuk mengadaptasi gerakan Hanoman di tari Jawa dengan silat yang ia pelajari sejak umur 8 tahun setelah ia melihat komik Tarzan.
Pada tahun 1968 ia menjadi anggota termuda IKJ pada usia 23 tahun. Pada tahun 1970-an ia mendirikan Sardono Dance Theatre. Sardono pernah mendapatkan penghargaan Prince Claus Awards dari Kerajaan Belanda pada tahun 1997. Sejak 14 Januari 2004 ia adalah Guru Besar Institut Kesenian Jakarta (IKJ).
Macam macam tarian tradisional
1. Tari Saman (Aceh)
Tari Saman biasa digunakan untuk
peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Tari Saman juga ditampilkan
untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
2. Tari Tor-Tor (Sumatera Utara)
Tari Tor-Tor ditampilkan dalam acara-acara adat dan penyambutan sekaligus untuk menghormati Sang Pencipta dan para leluhur.
3. Tari Piring (Sumatera Barat)
Awalnya sebagai tarian adat untuk memberikan persembahan atau ucapan syukur pada para Dewa saat musim panen.
4. Tari Sekapur Sirih (Jambi)
Tarian ini digunakan untuk menyambut tamu dan ditarikan oleh wanita.
5. Tari Cokek (Banten)
Gerakan tari Cokek dipengaruhi unsur Cina dan biasa digunakan pengiring untuk pertunjukkan kesenian.
6. Tari Yapong (DKI Jakarta)
Gerakan tarian Yapong sangat bervariasi dan disesuaikan dengan acara. Tarian ini juga biasa digunakan sebagai tarian pengiring.
7. Tari Jaipong (Jawa Barat)
Tari Jaipong selalu digunakan di tiap acara. Tarian ini menunjukkan keindahan dan kelembutan.
8. Tari Serimpi (Jawa Tengah)
Tarian ini identik dengan gerakan pelan nan gemulai layaknya tarian klasik.
9. Tari Bedhaya (DI Yogyakarta)
Merupakan tarian kebesaran dan hanya ditampikan saat upacara peringatan kenaikan tahta raja.
10. Tari Reog Ponorogo (Jawa Timur)
Tarian ini berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat yang diperankan oleh sosok warok dan gemblak.
11. Tari Bali (Bali)
Tari Bali tidak selalu bergantung pada
alur cerita. Tujuan utama penari Bali adalah untuk menarikan tiap tahap
gerakan dan rangkaian dengan ekspresi penuh. Kecantikan tari Bali tampak
pada gerakan-gerakan yang abstrak dan indah.
12. Tari Maengket (Sulawesi Utara)
Tarian ini melambangkan ucapan syukur saat panen padi yang melimpah.
13. Tari Cakalele (Maluku)
Merupakan sejenis tarian perang yang dilakoni para pria sedangkan penari wanita hanya sebagai penari pendukung.
14. Tari Musyoh (Papua)
Merupkan tarian sakral untuk mengusir arwah orang yang meninggal.
15. Tari Suanggi (Papua Barat)
Tarian ini mengisahkan seorang suami ditinggal mati istrinya yang menjadi korban angi-angi (jejadian).
Biografi Tjetje Sumantri
5. Tjetje Sumatri
Tjetje yang lahir dengan nama Rd. Roesdi Somantri Diputra meniti kariernya sebagai penari tayuban di pendopo kabupaten. Kemahiran ini dikuasai berkat ketekunannya mempelajari berbagai jenis tari dan bahkan pencak silat. Masa jayanya mencapai puncak, ketika ia memimpin perkumpulan Rinenggasari (1958- 1965). Sampai tahun 1963, ia menyumbang sekitar 44 karya tari, walaupun sumbersumber penataan tari ciptaannya banyak bersumber dari guru tari lainnya. Penerima tanda penghargaan Piagam Wijya Kusumah (1961) itu mengabdikan diri pada seni tari Sunda sampai akhir hayatnya. Ia meninggal tahun 1963, ketika masih mengajarkan tari Patih
Ronggana sebagai salah satu ciptaannya. Sebagian karya yang dihasilkan Tjetje
Sumantri adalah tari Koncaran, Anjasmara, Sulintang, Pamindo, tari Merak, tari Kukupu, tari Tenun, tari Dewi Serang, tari Kandagan, dan tari Topeng Koncaran.
Tjetje yang lahir dengan nama Rd. Roesdi Somantri Diputra meniti kariernya sebagai penari tayuban di pendopo kabupaten. Kemahiran ini dikuasai berkat ketekunannya mempelajari berbagai jenis tari dan bahkan pencak silat. Masa jayanya mencapai puncak, ketika ia memimpin perkumpulan Rinenggasari (1958- 1965). Sampai tahun 1963, ia menyumbang sekitar 44 karya tari, walaupun sumbersumber penataan tari ciptaannya banyak bersumber dari guru tari lainnya. Penerima tanda penghargaan Piagam Wijya Kusumah (1961) itu mengabdikan diri pada seni tari Sunda sampai akhir hayatnya. Ia meninggal tahun 1963, ketika masih mengajarkan tari Patih
Ronggana sebagai salah satu ciptaannya. Sebagian karya yang dihasilkan Tjetje
Sumantri adalah tari Koncaran, Anjasmara, Sulintang, Pamindo, tari Merak, tari Kukupu, tari Tenun, tari Dewi Serang, tari Kandagan, dan tari Topeng Koncaran.
Biografi Didik Nini Thowok
4. Didik Nini Thowok
Didik Nini Thowok terlahir dengan nama Kwee Tjoen Lian. Namun, kemudian orangtuanya mengubah namanya menjadi Kwee Tjoen An. Ia lahir di Temanggung, Jawa Tengah, 13 November 1954.
Didik dikenal sebagai penari, koreografer, komedian, pemain pantomim, penyanyi, dan pengajar. Koreografi tari ciptaan Didik yang pertama dibuat pada pertengahan tahun 1971, diberi judul “Tari Persembahan”, yang merupakan gabungan gerak tari Bali dan Jawa. Didik tampil kali pertama sebagai penari wanita, berkebaya, dan bersanggul saat acara kelulusan SMA tahun 1972 membawakan tari Persembahan yang ditarikan dengan luwes dan memukau. Setelah menyandang gelar SST (Sarjana Seni Tari), Didik ditawari almamaternya, ASTI Yogyakarta untuk mengabdi sebagai staf pengajar. Selain diangkat menjadiDidik Nini Thowok terlahir dengan nama Kwee Tjoen Lian. Namun, kemudian orangtuanya mengubah namanya menjadi Kwee Tjoen An. Ia lahir di Temanggung, Jawa Tengah, 13 November 1954.
dosen di ASTI, ia juga diminta jadi pengajar Tata Rias di Akademi Kesejahteraan Keluarga (AKK) Yogya.
Biografi Sasminta Mardawa
3. Sasminta Mardawa
Sasminta Mardawa atau akrab dipanggil Romo Sas, lahir di Yogyakarta, 9 April 1929. Ia digelari sebagai empu seni tari klasik gaya Yogyakarta. Dia menghadirkan nuansa tersendiri dalam dunia tari klasik Indonesia, khususnya dalam pengembangan tari klasik gaya Yogyakarta. Seniman ini punya andil menjadikan tari klasik Jawa digemari oleh masyarakat nasional dan dunia, pada era modern abad keduapuluhsatu ini. Dia seniman yang konsekuen pada jalur pengabdian sosial budaya secara utuh.
Romo Sas adalah penari, guru, sekaligus koreografer telah melahirkan banyak seniman tari. Dia telah menciptakan lebih dari 100 gubahan tari-tarian klasik, gaya Yogyakarta, baik tari tunggal untuk putra dan putri, maupun tari berpasangan dan tari fragmen. Di antara karya-karya tarinya yang sangat digemari adalah tari Golek, Beksan, Srimpi, dan Bedhaya. Meskipun tidak memiliki ijzah sarjana, dia telah dipercaya menjadi dosen tamu di sebuah perguruan tinggi di Amerika Serikat. Romo Sas juga pernah tampil di Malaysia, Filipina, Jepang, Amerika, dan Eropa. Penghargaan pun mengalir sebagai bukti pengakuan atas karya-karyanya. Di antaranya Hadiah Seni dari Gubernur DIY tahun 1983, hadiah seni dari Mendikbud RI tahun 1985, dan Certifiate of Apprecition dari Lembaga Kebudayaan Amerika tahun 1987.
Sasminta Mardawa atau akrab dipanggil Romo Sas, lahir di Yogyakarta, 9 April 1929. Ia digelari sebagai empu seni tari klasik gaya Yogyakarta. Dia menghadirkan nuansa tersendiri dalam dunia tari klasik Indonesia, khususnya dalam pengembangan tari klasik gaya Yogyakarta. Seniman ini punya andil menjadikan tari klasik Jawa digemari oleh masyarakat nasional dan dunia, pada era modern abad keduapuluhsatu ini. Dia seniman yang konsekuen pada jalur pengabdian sosial budaya secara utuh.
Romo Sas adalah penari, guru, sekaligus koreografer telah melahirkan banyak seniman tari. Dia telah menciptakan lebih dari 100 gubahan tari-tarian klasik, gaya Yogyakarta, baik tari tunggal untuk putra dan putri, maupun tari berpasangan dan tari fragmen. Di antara karya-karya tarinya yang sangat digemari adalah tari Golek, Beksan, Srimpi, dan Bedhaya. Meskipun tidak memiliki ijzah sarjana, dia telah dipercaya menjadi dosen tamu di sebuah perguruan tinggi di Amerika Serikat. Romo Sas juga pernah tampil di Malaysia, Filipina, Jepang, Amerika, dan Eropa. Penghargaan pun mengalir sebagai bukti pengakuan atas karya-karyanya. Di antaranya Hadiah Seni dari Gubernur DIY tahun 1983, hadiah seni dari Mendikbud RI tahun 1985, dan Certifiate of Apprecition dari Lembaga Kebudayaan Amerika tahun 1987.
Biografi Sujana Arja
2. Sujana Arja
Menari bagi Sujana Arja merupakan pekerjaan pokok dan hidupnya. Ketika remaja (pada tahun 1940an), ia sering ikut bersama grup kesenian pimpinan Ayahnya untuk “ngamen” (dalam istilah Cirebon, disebut bebarang). Ia sering ikut keliling kampung berhari-hari, bahkan berbulan-bulan untuk menari topeng dari rumah ke rumah. Pengalaman ngamen selama bertahun-tahun kini bagi SujanaArja merupakan pengalaman yang sangat berharga. Sekarang, ia adalah pimpinan grup kesenian Panji Asmara yang masih ada hingga sekarang. Ia terampil menari, menabuh, mendalang, dan melatihkan semua bakat dan keahlian yang ia miliki. Sujana Arja merupakan sosok seniman topeng (maestro topeng) Cirebon yang serba terampil. Usahanya untuk memperkenalkan seni budaya Indonesia dimulai sejak ngamen di lorong-lorong kampung hingga pertunjukan panggung bergengsi internasional. (seni tari Allien Waritunnisa)
Menari bagi Sujana Arja merupakan pekerjaan pokok dan hidupnya. Ketika remaja (pada tahun 1940an), ia sering ikut bersama grup kesenian pimpinan Ayahnya untuk “ngamen” (dalam istilah Cirebon, disebut bebarang). Ia sering ikut keliling kampung berhari-hari, bahkan berbulan-bulan untuk menari topeng dari rumah ke rumah. Pengalaman ngamen selama bertahun-tahun kini bagi SujanaArja merupakan pengalaman yang sangat berharga. Sekarang, ia adalah pimpinan grup kesenian Panji Asmara yang masih ada hingga sekarang. Ia terampil menari, menabuh, mendalang, dan melatihkan semua bakat dan keahlian yang ia miliki. Sujana Arja merupakan sosok seniman topeng (maestro topeng) Cirebon yang serba terampil. Usahanya untuk memperkenalkan seni budaya Indonesia dimulai sejak ngamen di lorong-lorong kampung hingga pertunjukan panggung bergengsi internasional. (seni tari Allien Waritunnisa)
Biografi Bagong Kussudiarjo
1. Bagong Kussudiardjo
Koreografer dan pelukis kenamaan yang digelari begawan seni ini lahir di Yogyakarta, 9 Oktober 1928. Dalam dunia tari Indonesia, sempat muncul aliran ‘Bagongisme’, yang merujuk pada karakter tarian-tarian khas Bagong. Sebagai pencipta tari dan koreografer, Bagong mampu melahirkan dan membawakan tari-tarian dengan gerak-gerak yang dimanis, energik, dan hidup.
Selain energik, Bagong juga mendasarkan estetika seni tarinya pada keikhlasan untuk mengabdi pada kemanusiaan. Keikhlasan dan pengabdian itu mewarnai hampir semua karya
Bagong, seperti tari Layang-layang (1954), tari Satria Tangguh, dan Kebangkitan dan Kelahiran Isa Almasih (1968), juga Bedaya Gendeng (1980-an). Pada 5 Maret 1958, ia mendirikan Pusat Pelatihan
Tari Bagong Kusudiardjo. Sejak itu banyak penari bermunculan. Setelah sekian lama berpraktek menari dan melakukan observasi, Bagong akhirnya memutuskan untuk mendirikan padepokan seni di bidang tari, ketoprak, karawitan, dan sinden pada tanggal 2 Oktober 1978.
Koreografer dan pelukis kenamaan yang digelari begawan seni ini lahir di Yogyakarta, 9 Oktober 1928. Dalam dunia tari Indonesia, sempat muncul aliran ‘Bagongisme’, yang merujuk pada karakter tarian-tarian khas Bagong. Sebagai pencipta tari dan koreografer, Bagong mampu melahirkan dan membawakan tari-tarian dengan gerak-gerak yang dimanis, energik, dan hidup.
Selain energik, Bagong juga mendasarkan estetika seni tarinya pada keikhlasan untuk mengabdi pada kemanusiaan. Keikhlasan dan pengabdian itu mewarnai hampir semua karya
Bagong, seperti tari Layang-layang (1954), tari Satria Tangguh, dan Kebangkitan dan Kelahiran Isa Almasih (1968), juga Bedaya Gendeng (1980-an). Pada 5 Maret 1958, ia mendirikan Pusat Pelatihan
Tari Bagong Kusudiardjo. Sejak itu banyak penari bermunculan. Setelah sekian lama berpraktek menari dan melakukan observasi, Bagong akhirnya memutuskan untuk mendirikan padepokan seni di bidang tari, ketoprak, karawitan, dan sinden pada tanggal 2 Oktober 1978.
Selama hidupnya, Bagong menciptakan lebih dari 200 tari dalam bentuk tunggal atau massal. Romo Gong (sapaan akrab dari Bagong Kusudiarjo) telah mencipta lebih 200 tari dalam bentuk tunggal atau massal. Beberapa karya lainnya yang dihasilkan adalah tari Batik, Keris, Reog, dan Yapong.
Macam macam tari kelompok
TARI TRADISIONAL
Tari tradisional merupakan sebuah bentuk tarian yang sudah lama ada.
Tarian ini diwariskan secara turun temurun. Sebuah tarian tradisional
biasanya mengandung nilai filosofis, simbolis dan relegius. Semua aturan
ragam gerak tari tradisional, formasi, busana, dan riasnya hingga kini
tidak banyak berubah
TARI TRADISIONAL KLASIK
Tari tradisional klasik dikembangkan oleh para penari kalangan bangsawan
istana. Aturan tarian biasanya baku atau tidak boleh diubah lagi.
Gerakannya anggun dan busananya cenderung mewah. Fungsi : sebagai sarana
upacara adat atau penyambutan tamu kehormatan. Contoh : Tari Topeng
Kelana (Jawa Barat), Bedhaya Srimpi (Jawa Tengah), Sang Hyang (Bali),
Pakarena dan pajaga (Sulawesi Selatan)
TARI TRADISIONAL KERAKYATAN
Berkembang di kalangan rakyat biasa. Gerakannya cenderung mudah
Ditarikan bersama juga iringan musik. Busananya relatif sederhana.
Sering ditarikan pada saat perayaan sebagai tari pergaulan. Contoh:
Jaipongan (Jawa Barat), payung (Melayu), Lilin (Sumatera Barat)
TARI KREASI BARU
Merupakan tarian yang lepas dari standar tari yang baku. Dirancang
menurut kreasi penata tari sesuai dengan situasi kondisi dengan tetap
memelihara nilai artistiknya. Tari kreasi baik sebagai penampilan utama
maupun sebagai tarian latar hingga kini terus berkembang dengan iringan
musik yang bervariasi, sehingga muncul istilah tari modern. Pada garis
besarnya tari kreasi dibedakan menjadi dua golongan yaitu:
- Tari Kreasi Baru Berpolakan Tradisi
Yaitu tari kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari
tradisi, baik dalam koreografi, musik/karawitan, rias dan busana, maupun
tata teknik pentasnya. Walaupun ada pengembangan tidak menghilangkan
esensiketradisiannya.
- Tari Kreasi Baru Tidak Berpolakan Tradisi (Non Tradisi)
Tari Kreasi yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik
dalam hal koreografi, musik, rias dan busana, maupun tata teknik
pentasnya. Walaupun tarian ini tidak menggunakan pola-pola tradisi,
tidak berarti sama sekali tidak menggunakan unsur-unsur tari tradisi,
mungkin saja masih menggunakannya tergantung pada konsep gagasan
penggarapnya. Tarian ini disebut juga tari modern, yang istilahnya
berasal dari kata Latin “modo” yang berarti baru saja.
TARI KONTEMPORER
Gerakan tari kontemporer simbolik terkait dengan koreografi bercerita
dengan gaya unik dan penuh penafsiran. Seringkali diperlukan wawasan
khusus untuk menikmatinya. iringan yang dipakai juga banyak yang tidak
lazim sebagai lagu dari yang sederhana hingga menggunakan program musik
komputer seperti Flutyloops.
Pengertian seni tari
Pengertian seni tari yaitu gerak badan secara berirama yang
dilakukan ditempat serta waktu tertentu buat keperluan pergaulan,
mengungkap perasaan, maksud, serta pikiran. Bunyi-bunyian yang dimaksud
musik pengiring tari mengatur gerakan penari serta menguatkan maksud
yang mau di sampaikan. Gerakan tari tidak sama dari gerakan sehari-hari
seperti lari, jalan, atau bersenam. Gerak didalam tari tidaklah gerak
yang realistis, tetapi gerak yang sudah di beri bentuk ekspresif serta
estetis. Suatu tarian sesungguhnya adalah kombinasi dari sebagian buah
unsur, yakni wiraga (raga), Wirama (irama), serta Wirasa (rasa). Ketiga
unsur tersebut melebur jadi bentuk tarian yang serasi. Unsur paling
utama dalam tari yaitu gerak. Gerak tari senantiasa melibatkan unsur
anggota badan manusia. Unsur-unsur anggota badan itu di dalam membuat
gerak tari bisa berdiri dengan sendiri, berhimpun maupun bersambungan.
Menurut jenisnya, tari digolongkan menjadi tari rakyat, tari klasik, dan
tari kreasi baru. Dansa adalah tari asal kebudayaan Barat yang
dilakukan pasangan pria-wanita dengan berpegangan tangan atau berpelukan
sambil diiringi musik.Sedangkan berdasarkan koreografinya, jenis jenis tari dibedakan menjadi :
Ads
- Tari tunggal ( Solo ), Tari tunggal adalah tari yang diperagakan oleh
seorang penari, baik laki-laki maupun perempuan. Contohnya tari Golek (
Jawa Tengah ).
- Tari berpasangan ( duet/pas de duex), Tari berpasangan adalaah tari
yang diperagakan oleh dua orang secara berpasangan. Contohnya tari
Topeng (Jawa Barat).
- Tari kelompok ( Group choreography), Tari kelompok yaitu tari yang diperagakan lebih dari dua orang.
Dalam sebuah tarian (terutama tari kelompok), pola lantai perlu
diperhatikan. Ada beberapa macam pola lantai pada tarian, antara lain :
1. Pola lantai vertikal : Pada pola lantai ini, penari membentuk garis
vertikal, yaitu garis lurus dari depan ke belakang atau sebaliknya.
2. Pola lantai Horizontal : Pada pola lantai ini, penari berbaris membentuk garis lurus ke samping.
3. Pola lantai diagonal : Pada pola lantai ini, penari berbaris membentuk garis menyudut ke kana atau ke kiri.
4. Pola lantai melingkar : Pada pola lantai ini, penari membentuk garis lingkaran.
Biografi B.J Habibie
Biografi B.J Habibie - Banyak orang mencari mengenai kisah, profil atau biografi singkat B.J Habibie.
Dia adalah salah satu tokoh panutan dan menjadi kebanggaan bagi banyak
orang di Indonesia dan juga Presiden ketiga Republik Indonesia, dialah Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin
Jusuf Habibie dilahirkan di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada tanggal
25 Juni 1936. Beliau merupakan anak keempat dari delapan bersaudara,
pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuti Marini Puspowardojo.
Habibie yang menikah dengan Hasri Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962
ini dikaruniai dua orang putra yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal. Masa
kecil Habibie dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-Pare, Sulawesi
Selatan. Sifat tegas berpegang pada prinsip telah ditunjukkan Habibie
sejak kanak-kanak.
Habibie yang punya kegemaran menunggang kuda dan membaca ini dikenal sangat cerdas ketika masih menduduki sekolah dasar, namun ia harus kehilangan bapaknya yang meninggal dunia pada 3 September 1950 karena terkena serangan jantung saat ia sedang shalat Isya.
Tak lama setelah ayahnya meninggal, Ibunya kemudian menjual rumah dan kendaraannya dan pindah ke Bandung bersama Habibie, sepeninggal ayahnya, ibunya membanting tulang membiayai kehidupan anak-anaknya terutama Habibie.
Karena kemauan untuk belajar Habibie kemudian menuntut ilmu di Gouvernments Middlebare School. Di SMA, beliau mulai tampak menonjol prestasinya, terutama dalam pelajaran-pelajaran eksakta. Habibie menjadi sosok favorit di sekolahnya.
Masuk ITB dan Kuliah di Jerman
Karena kecerdasannya, Setelah tamat SMA di bandung tahun 1954, beliau masuk di ITB (Institut Teknologi Bandung), Ia tidak sampai selesai disana karena beliau mendapatkan beasiswa dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk melanjutkan kuliahnya di Jerman, karena mengingat pesan Bung Karno tentang pentingnya Dirgantara dan penerbangan bagi Indonesia maka ia memilih jurusan Teknik Penerbangan dengan spesialisasi Konstruksi pesawat terbang di Rhein Westfalen Aachen Technische Hochschule (RWTH).
Ketika sampai di Jerman, beliau sudah bertekad untuk sunguh-sungguh dirantau dan harus sukses, dengan mengingat jerih payah ibunya yang membiayai kuliah dan kehidupannya sehari-hari. Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1955 di Aachean, 99% mahasiswa Indonesia yang belajar di sana diberikan beasiswa penuh. Hanya beliaulah yang memiliki paspor hijau atau swasta dari pada teman-temannya yang lain.
Musim liburan bukan liburan bagi beliau justru kesempatan emas yang harus diisi dengan ujian dan mencari uang untuk membeli buku. Sehabis masa libur, semua kegiatan disampingkan kecuali belajar. Berbeda dengan teman-temannya yang lain, mereka; lebih banyak menggunakan waktu liburan musim panas untuk bekerja, mencari pengalaman dan uang tanpa mengikuti ujian.
Beliau mendapat gelar Diploma Ing, dari Technische Hochschule, Jerman
tahun 1960 dengan predikat Cumlaude (Sempurna) dengan nilai rata-rata
9,5, Dengan gelar insinyur, beliau mendaftar diri untuk bekerja di Firma
Talbot, sebuah industri kereta api Jerman.
Pada saat itu Firma Talbot membutuhkan sebuah wagon yang bervolume besar untuk mengangkut barang-barang yang ringan tapi volumenya besar. Talbot membutuhkan 1000 wagon. Mendapat persoalan seperti itu, Habibie mencoba mengaplikasikan cara-cara kontruksi membuat sayap pesawat terbang yang ia terapkan pada wagon dan akhirnya berhasil.
Setelah itu beliau kemudian melanjutkan studinya untuk gelar Doktor di Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachean kemudian Habibie menikah pada tahun 1962 dengan Hasri Ainun Habibie yang kemudian diboyong ke Jerman, hidupnya makin keras, di pagi-pagi sekali Habibie terkadang harus berjalan kaki cepat ke tempat kerjanya yang jauh untuk menghemat kebutuhan hidupnya kemudian pulang pada malam hari dan belajar untuk kuliahnya.
Istrinya Nyonya Hasri Ainun Habibie harus mengantri di tempat pencucian umum untuk mencuci baju untuk menghemat kebutuhan hidup keluarga. Pada tahun 1965 Habibie mendapatkan gelar Dr. Ingenieur dengan penilaian summa cumlaude (Sangat sempurna) dengan nilai rata-rata 10 dari Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachean.
Rumus Faktor Habibie
Rumus yang di temukan oleh Habibie dinamai "Faktor Habibie" karena bisa menghitung keretakan atau krack propagation on random sampai ke atom-atom pesawat terbang sehingga ia di juluki sebagai "Mr. Crack". Pada tahun 1967, menjadi Profesor kehormatan (Guru Besar) pada Institut Teknologi Bandung. Dari tempat yang sama tahun 1965.
Kejeniusan dan prestasi inilah yang mengantarkan Habibie diakui lembaga internasional di antaranya, Gesselschaft fuer Luft und Raumfahrt (Lembaga Penerbangan dan Angkasa Luar) Jerman, The Royal Aeronautical Society London (Inggris), The Royal Swedish Academy of Engineering Sciences (Swedia), The Academie Nationale de l'Air et de l'Espace (Prancis) dan The US Academy of Engineering (Amerika Serikat).
Sementara itu penghargaan bergensi yang pernah diraih Habibie di antaranya, Edward Warner Award dan Award von Karman yang hampir setara dengan Hadiah Nobel. Di dalam negeri, Habibie mendapat penghargaan tertinggi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Ganesha Praja Manggala Bhakti Kencana.
Habibie yang punya kegemaran menunggang kuda dan membaca ini dikenal sangat cerdas ketika masih menduduki sekolah dasar, namun ia harus kehilangan bapaknya yang meninggal dunia pada 3 September 1950 karena terkena serangan jantung saat ia sedang shalat Isya.
Tak lama setelah ayahnya meninggal, Ibunya kemudian menjual rumah dan kendaraannya dan pindah ke Bandung bersama Habibie, sepeninggal ayahnya, ibunya membanting tulang membiayai kehidupan anak-anaknya terutama Habibie.
Karena kemauan untuk belajar Habibie kemudian menuntut ilmu di Gouvernments Middlebare School. Di SMA, beliau mulai tampak menonjol prestasinya, terutama dalam pelajaran-pelajaran eksakta. Habibie menjadi sosok favorit di sekolahnya.
Masuk ITB dan Kuliah di Jerman
Karena kecerdasannya, Setelah tamat SMA di bandung tahun 1954, beliau masuk di ITB (Institut Teknologi Bandung), Ia tidak sampai selesai disana karena beliau mendapatkan beasiswa dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk melanjutkan kuliahnya di Jerman, karena mengingat pesan Bung Karno tentang pentingnya Dirgantara dan penerbangan bagi Indonesia maka ia memilih jurusan Teknik Penerbangan dengan spesialisasi Konstruksi pesawat terbang di Rhein Westfalen Aachen Technische Hochschule (RWTH).
Ketika sampai di Jerman, beliau sudah bertekad untuk sunguh-sungguh dirantau dan harus sukses, dengan mengingat jerih payah ibunya yang membiayai kuliah dan kehidupannya sehari-hari. Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1955 di Aachean, 99% mahasiswa Indonesia yang belajar di sana diberikan beasiswa penuh. Hanya beliaulah yang memiliki paspor hijau atau swasta dari pada teman-temannya yang lain.
Musim liburan bukan liburan bagi beliau justru kesempatan emas yang harus diisi dengan ujian dan mencari uang untuk membeli buku. Sehabis masa libur, semua kegiatan disampingkan kecuali belajar. Berbeda dengan teman-temannya yang lain, mereka; lebih banyak menggunakan waktu liburan musim panas untuk bekerja, mencari pengalaman dan uang tanpa mengikuti ujian.
B.J Habibie ketika Memberikan Ceramah |
Pada saat itu Firma Talbot membutuhkan sebuah wagon yang bervolume besar untuk mengangkut barang-barang yang ringan tapi volumenya besar. Talbot membutuhkan 1000 wagon. Mendapat persoalan seperti itu, Habibie mencoba mengaplikasikan cara-cara kontruksi membuat sayap pesawat terbang yang ia terapkan pada wagon dan akhirnya berhasil.
Setelah itu beliau kemudian melanjutkan studinya untuk gelar Doktor di Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachean kemudian Habibie menikah pada tahun 1962 dengan Hasri Ainun Habibie yang kemudian diboyong ke Jerman, hidupnya makin keras, di pagi-pagi sekali Habibie terkadang harus berjalan kaki cepat ke tempat kerjanya yang jauh untuk menghemat kebutuhan hidupnya kemudian pulang pada malam hari dan belajar untuk kuliahnya.
Istrinya Nyonya Hasri Ainun Habibie harus mengantri di tempat pencucian umum untuk mencuci baju untuk menghemat kebutuhan hidup keluarga. Pada tahun 1965 Habibie mendapatkan gelar Dr. Ingenieur dengan penilaian summa cumlaude (Sangat sempurna) dengan nilai rata-rata 10 dari Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachean.
Rumus Faktor Habibie
Rumus yang di temukan oleh Habibie dinamai "Faktor Habibie" karena bisa menghitung keretakan atau krack propagation on random sampai ke atom-atom pesawat terbang sehingga ia di juluki sebagai "Mr. Crack". Pada tahun 1967, menjadi Profesor kehormatan (Guru Besar) pada Institut Teknologi Bandung. Dari tempat yang sama tahun 1965.
Kejeniusan dan prestasi inilah yang mengantarkan Habibie diakui lembaga internasional di antaranya, Gesselschaft fuer Luft und Raumfahrt (Lembaga Penerbangan dan Angkasa Luar) Jerman, The Royal Aeronautical Society London (Inggris), The Royal Swedish Academy of Engineering Sciences (Swedia), The Academie Nationale de l'Air et de l'Espace (Prancis) dan The US Academy of Engineering (Amerika Serikat).
Sementara itu penghargaan bergensi yang pernah diraih Habibie di antaranya, Edward Warner Award dan Award von Karman yang hampir setara dengan Hadiah Nobel. Di dalam negeri, Habibie mendapat penghargaan tertinggi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Ganesha Praja Manggala Bhakti Kencana.
Tips menulis dari Ahmad Fuadi
Tips Menulis dari Ahmad Fuadi
Tips menulis: WHY, WHAT, HOW, WHEN
WHY: Mengapa kita harus menulis?
Ada satu ajaran penting yang selalu ia ingat bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain. Hidupnya dihantui dengan sebuah pertanyaan “ Apa yang saya (Ahmad Faudi) bisa saya lakukan agar bermanfaat untuk orang lain?"
Nah, jawaban yang paling mendasar bagi Ahmad Faudi yaitu dengan menulis
buku atau novel. Sehingga jawaban dari sebuah pertanyaan Mengapa kita harus menulis?
Maka jawabannya yaitu bahwa semakin besar motivasi yang tumbuh dan
semakin besar harapan kita untuk berhasil dan menghasilkan sebuah karya
yang bisa bermanfaat untuk orang lain.
WHAT: Apa yang akan kita tulis?
Sebaiknya menulis yang terbaik itu adalah apa yang menjadi gairah,
dipedulikan, dan apa yang disenangi. Menulis dengan apa yang paling kita
pedulikan, kita tidak akan merasa cepat bosan menulisnya. Kita bisa
bertanya dengan teman-teman atau orang lain hal-hal apa yang mereka
bicarakan tidak pernah bosan ketika didengarkan. Begitu juga dengan
menulis hal-hal apa saja yang kiranya menarik untuk dibahas dan tidak
membuat jenuh.
HOW: Bagaimana kita menuliskannya?
Untuk menulis agar bisa menghadirkan kesan yang berbeda perlu dilakukan
dengan belajar dan sungguh-sungguh. Menurutnya bahwa menulis itu bisa
dilakukan siapa saja, asal dia mau belajar dan mengikuti langkah-langkah
pembelajaran yang tepat.
WHEN: Kapan sebaiknya menulis?
Saat terbaik untuk memulai menulis yaitu Sekarang. Menurut Fuadi, waktu
menulis yang paling efekti yaitu subuh ketika bangun tidur, dan sore
atau malam sepulang kerja. Gunakan setiap harinya untuk menulis,
misalkan sore setengah jam, malam setengah jam, dan subuh setengah jam.
Lakukan itu dengan konsisten, maka lama kelamaan dari selembar menjadi
sebuah, beberapa halaman, dan akhirnya menjadi sebuah buku.
Novel Karya Ahmad Fuadi
Cerita Novel 'Negeri 5 Menara' Karya Ahmad Fuadi
Novel Negeri 5 Menara. Ada apa dengan angka 5 ? Kenapa dengan judul '5 menara'?
Novel ini menceritakan tentang bagaimana kegigihan seseorang dalam
meraih mimpi. Masih ingat dengan buku yang berjudul Laskar Pelangi yang
penulisnya Andrea Hirata? Nah, sebenarnya hampir mirip dengan ide novel
ini, yaitu tentang kegigihan dalam meraih mimpi. Tetapi, lupakanlah
tentang kemiripan tema, karena Negeri 5 Menara ini tampil dengan gaya
tersendiri dan mengambil tema dari sebuah pesantren. Pada cerita awalnya
saat penulis membacanya memang bisa membuat seakan-akan penulis bisa
masuk di dalam kehidupan pesantren. Di dalam novel itu menceritakan
sebuah keterpaksaan seseorang pemuda ketika harus menuntut ilmu di
pondok pesantren. Selain itu, ada banyak sekali tausiyah dan
pesan-pesan yang keren yang termuat di dalam cerita novel ini. Di novel
ini seakan kita digurui, ada banyak pesan-pesan di dalamnya. Cerita
kehidupan pesantren dengan segala suka dan dukanya, dengan semua
kedisiplinan dan kepolosannya. Dan yang paling mendasari dari semua
cerita tersebut yaitu sebuah kata 'Man Jadda wajada' yang berarti 'barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka dia akan menemui kesuksesan'. Intinya
dalam cerita tersebut bahwa setiap hal apapun yang kita lakukan,
sekecil apapun itu kalau seseorang akan bersungguh-sungguh dalam
menjalaninya, maka dirinya pasti akan sukses. Insya Allah...
Bagian lain yang sangat menyentuh hati, bahkan sampai menitikan air mata
ketika cerita saat kerinduan Alif menyeruak pada sosok emaknya. “Dan di saat hatiku rusuh dan nyeri beliau selalu datang dengan sepotong senyum yang sanggup merawat hatiku yang buncah”, itulah deskripsi tentang emaknya bagi seorang Alif.
Di Novel ini selain 'Man Jadda wajada', ada juga kalimat populernya yaitu 'Ajtahidu fauqa mustawal akhar' yang artinya 'berjuang di atas usaha orang lain'.
Dan semangat Alif ketika memaksa diri untuk belajar dan setiap ingin
menyerah kemudian tidur. Menyeruak dalam hati Alif ketika itu “Ayo satu halaman lagi…satu kalimat lagi.. dan satu kata lagi..”
. Kata-kata inilah yang kemudian memacu semangat dan motivasi penulis
sendiri. Pokoknya, disepanjang cerita novel ini sangat banyak memberi
kita inspirasi dan keren sekali. Ada juga pesan-pesan penting dari
ustadz Salman, yaitu bagaimana kita dalam mempersiapkan diri dalam
meraih sukses. Apa pesan-pesan itu? Silahkan kamu baca sendiri jika kamu
memang belum membacanya. Bisa dipastikan kamu tidak akan menyesal
setelah membaca novel ini. Ada banyak sekali pesan yang tersirat di
dalamnya. Selamat membaca dan penasaran...
Novel Karya Andrea Hirata
Novel karyanya
- Laskar Pelangi (2005)
- Sang Pemimpi (2006)
- Edensor (2007)
- Maryamah Karpov
- Padang Bulan & Cinta di Dalam Gelas (2010)
- Sebelas Patriot (2011)
- Laskar Pelangi Song Book (2012)
- Ayah (2015
Biografi Andrea Hirata
Biografi
Hirata lahir di Gantung, Belitung Saat dia masih kecil, orang tuanya mengubah namanya tujuh kali. [2] Mereka akhirnya memberi nama Andrea, yang nama Hirata diberikan oleh ibunya.[2] Dia tumbuh dalam keluarga miskin yang tidak jauh dari tambang timah milik pemerintah, yakni PN Timah (sekarang PT Timah Tbk.)[3]Hirata memulai pendidikan tinggi dengan gelar di bidang ekonomi dari Universitas Indonesia.[3] Meskipun studi mayor yang diambil Andrea adalah ekonomi, ia amat menggemari sains--fisika, kimia, biologi, astronomi dan sastra. Andrea lebih mengidentikkan dirinya sebagai seorang akademisi dan backpacker. Sedang mengejar mimpinya yang lain untuk tinggal di Kye Gompa, desa di Himalaya.[butuh rujukan]
Setelah menerima beasiswa dari Uni Eropa, dia mengambil program master di Eropa, pertama di Universitas Paris, lalu di Universitas Sheffield Hallam di Inggris;[3] tesis Andrea di bidang ekonomi telekomunikasi mendapat penghargaan dari universitas tersebut dan ia lulus cum laude.[4] Tesis itu telah diadaptasikan ke dalam Bahasa Indonesia dan merupakan buku teori ekonomi telekomunikasi pertama yang ditulis oleh orang Indonesia. Buku itu telah beredar sebagai referensi ilmiah.[butuh rujukan]
Hirata merilis novel Laskar Pelangi pada tahun 2005.[5] Novel ini ditulis dalam waktu enam bulan berdasarkan pengalaman masa kecilnya di Belitung. [3] Ia kemudian menggambarkannya sebagai "sebuah ironi tentang kurangnya akses pendidikan bagi anak-anak di salah satu pulau terkaya di dunia.".[6] Novel ini terjual lima juta eksemplar, dengan edisi bajakan terjual 15 juta lebih.[2] Novel ini menghasilkan trilogi novel, yakni Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov.[3]
Karya Mochtar Lubis
Novel
dan Cerpen
Tidak Ada Esok (novel,
1951)
Si Jamal dan
Cerita-Cerita Lain (kumpulan cerpen, 1950)
Teknik Mengarang (1951)
Teknik Menulis Skenario
Film (1952)
Harta Karun (cerita
anak, 1964)
Tanah Gersang (novel,
1966)
Senja di Jakarta
(novel, 1970; diinggriskan Claire Holt dengan judul Twilight in Jakarta, 1963)
Judar Bersaudara
(cerita anak, 1971)
Penyamun dalam Rimba
(cerita anak, 1972)
Harimau! Harimau!
(novel, 1975)
Manusia Indonesia
(1977)
Berkelana dalam Rimba
(cerita anak, 1980)
Kuli Kontrak (kumpulan
cerpen, 1982)
Bromocorah (kumpulan
cerpen, 1983)
Karya
jurnalistik
Perlawatan ke Amerika
Serikat (1951)
Perkenalan di Asia
Tenggara (1951)
Catatan Korea (1951)
Indonesia di Mata Dunia
(1955)
Lainnya
; Mochtar Lubis juga menjadi editor:
Pelangi: 70 Tahun Sutan
Takdir Alisyahbana (1979)
Bunga Rampai Korupsi
(bersama James C. Scott, 1984)
Hati Nurani Melawan
Kezaliman: Surat-Surat Bung Hatta kepada Presiden Soekarno (1986)
Biografi Mochtar Lubis
Mochtar
Lubis lahir di Padang, Sumatera Barat, 7 Maret 1922.
Ayahnya pegawai Binnenlands Bestuur (BB) Pemerintah Hindia Belanda yang pada
tahun 1935 pensiun sebagai Demang Kepala Daerah Kerinci. Demang Pandapotan itu
digantikan oleh ayahnya, Demang Anwar Maharadja Soetan.
Setelah tamat HIS Sungai Penuh, Mochtar masuk sekolah ekonomi di Kayutanam pimpinan SM Latif. Seperti halnya dengan sekolah INS pimpinan M Syafei, juga di Kayutanam, murid-muridnya diajar mengembangkan bakat melukis, mematung, bermusik, dan sebagainya.
Biografi Mochtar Lubis |
Setelah tamat HIS Sungai Penuh, Mochtar masuk sekolah ekonomi di Kayutanam pimpinan SM Latif. Seperti halnya dengan sekolah INS pimpinan M Syafei, juga di Kayutanam, murid-muridnya diajar mengembangkan bakat melukis, mematung, bermusik, dan sebagainya.
Mochtar sebentar jadi
guru sekolah dasar di Pulau Nias, kemudian pindah ke Jakarta. Di zaman Jepang
dia bekerja sebagai anggota tim yang memonitor siaran radio sekutu di luar
negeri untuk keperluan Gunseikanbu, Kantor Pemerintah Bala Tentara Dai Nippon.
Tahun 1944 dia menikah dengan Halimah, gadis Sunda yang bekerja di sekretariat
redaksi harian Asia Raja.
Pada tahun 1945 dia
bergabung dengan kantor berita Antara. Menjelang penyerahan kedaulatan pada
tanggal 27 Desember 1949, dia menjadi Pemimpin Redaksi Surat Kabar Indonesia
Raya. Tatkala pertengahan tahun 1950 pecah Perang Korea, Mochtar meliput
kegiatan itu sebagai koresponden perang.
Pada paruh pertama
dasawarsa 1950-an pers di Jakarta dicirikan oleh personal journalism dengan
empat editor berteman dan berantem, yaitu Mochtar Lubis (Indonesia Raya), BM
Diah (Merdeka), S Tasrif (Abadi), dan Rosihan Anwar (Pedoman).
Yang paling militan di
antara empat sekawan tadi ialah Mochtar Lubis. Tahun 1957 dia dikenai tahanan
rumah, kemudian dipenjarakan. Semuanya selama sembilan tahun sampai tahun 1966.
Sebagai wartawan, dia
bikin berita gempar pada berbagai afair. Pertama, afair pelecehan seksual yang
dialami Ny Yanti Sulaiman, ahli purbakala, pegawai Bagian Kebudayaan
Kementerian P & K. Bosnya tidak saja mencoba merayu Yanti, tetapi juga
mengeluarkan kata-kata seks serba "seram". Kedua, afair Hartini
ketika terungkap hubungan Presiden Soekarno dengan seorang wanita di Salatiga
yang mengakibatkan Ny Fatmawati marah dan meninggalkan istana. Ketiga, afair
Roeslan Abdulgani. Menurut pengakuan Lie Hok Thay, dia memberikan uang satu
setengah juta rupiah kepada Roeslan yang berasal dari ongkos mencetak kartu
suara pemilu. Akibatnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Roeslan Abdulgani yang
hendak pergi menghadiri konferensi internasional mengenai Terusan Suez mau
ditahan oleh CPM tanggal 13 Agustus 1956, tetapi akhirnya urung berkat
intervensi Perdana Menteri (PM) Ali Sastroamidjojo.
Setelah Indonesia Raya
tidak lagi terbit, tahun 1961 Mochtar dipenjarakan di Madiun bersama mantan PM
Sutan Sjahrir, Mohammad Roem, Anak Agung Gde Agung, Sultan Hamid, Soebadio
Sastrosatomo, dan lain-lain. Semuanya dinilai sebagai oposan Presiden Soekarno.
Tahun 1968 Indonesia
Raya terbit kembali. Mochtar melancarkan investigasi mengenai korupsi di
Pertamina yang dipimpin Letjen Dr Ibnu Sutowo. Utang yang dibikin Ibnu Sutowo
di luar negeri mencapai 2,3 miliar dollar AS. Ia diberhentikan oleh Presiden
Soeharto.
Ketika terjadi
peristiwa Malari, Januari 1974, para mahasiswa mendemo PM Jepang Tanaka, Pasar
Senen dibakar, disulut oleh anak buah Kepala Opsus Ali Moertopo. Soeharto jadi
gelagapan. Ia instruksikan membredel sejumlah surat kabar, antara lain
Indonesia Raya, Pedoman, dan Abadi. Setelah bebas lagi bergerak pasca-G30S/PKI,
Mochtar banyak aktif di berbagai organisasi jurnalistik luar negeri, seperti
Press Foundation of Asia. Di dalam negeri dia mendirikan majalah sastra Horison.
Ia menjadi Direktur Yayasan Obor Indonesia yang menerbitkan buku-buku bermutu.
Selain sebagai
wartawan, Mochtar juga dikenal sebagai sastrawan. Pada mulanya dia menulis
cerita pendek (cerpen) dengan menampilkan tokoh karikatural Si Djamal. Kemudian
dia menulis novel, seperti Harimau Harimau, Senja di Jakarta, Jalan Tak Ada
Ujung, dan Berkelana dalam Rimba. Dia memperoleh Magsaysay Award untuk
jurnalistik dan kesusastraan.
Sebagai orang yang
memiliki banyak bakat, tidak heran bila Mochtar pandai melukis. Ketika ditahan
di penjara Madiun, dia menjadi perupa. Sebagai budayawan, dia aktif dalam
berbagai kegiatan di Taman Ismail Marzuki. Dia anggota Akademi Jakarta sedari
semula hingga sekarang.
Tak perlu ditambahkan
bahwa dalam kehidupannya dia membuktikan berjiwa dan berperan sebagai pahlawan,
seperti pahlawan kebebasan pers, pahlawan berkreasi. Sesungguhnya dia dapat
disebut 5-wan, yakni wartawan, seniman, sastrawan, budayawan, dan pahlawan.
Karena Mochtar dihargai
sebagai pahlawan yang berjuang untuk cita-cita dan berani memikul
konsekuensinya, seperti mendekam dalam penjara bertahun-tahun lamanya, paling
tidak orang-orang di kampung halamannya, di Mandailing, memberikan sebutan
kehormatan kepadanya. Menurut putranya, Ade Armand Lubis, tatkala Mochtar
beserta istri dan anak-anaknya pulang kampung, di sana dia dinyatakan sebagai
Raja Pandapotan Sibarani Sojuangan. Adapun Raja Pandapotan itu gelar Mochtar.
Sibarani dan Sojuangan adalah orang yang berani dan berjuang.
Penamaan lain diberikan
oleh Dr Mochtar Pabottingi, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Ketika
Mochtar merayakan hari ulang tahun ke-80, seorang pembicara, yaitu Mochtar
Pabottingi, menamakan Mochtar Lubis person of character, insan yang berwatak.
Di negeri kita sekarang makin langka person of character itu. Bung Hatta di
zaman pendidikan nasional Indonesia awal tahun 1930-an suka menyerukan agar
tampil manusia-manusia yang punya karakter.
Ketika tahun 1973
diusulkan oleh panitia yang diketuai Jenderal AH Nasution supaya kepada tiga
wartawan pejuang dianugerahkan Bintang Mahaputra, yaitu BM Diah, Rosihan Anwar,
dan Mochtar Lubis, kabarnya Presiden Soeharto bertanya kepada Jenderal
Soemitro: "Mit, coba beri saya alasan, mengapa Mochtar Lubis harus dapat
Bintang Mahaputra".
Langganan:
Postingan (Atom)