Biografi Asma Nadia
Asma Nadia memiliki pendirian yang
sangat kuat, sabar dan lemah lembut ini berkeinginan utnuk terus menjadi
penilis bahkan saat ia sedang sakit tetap semangat menulis. Selain dari
semangatnya, semangat dan dorongan dari semua sahabat dan kerabat yang
selalu menyayanginya juga selalu ia dapatkan. Asma selalu aktif
mengirimkan karyanya ke majalah-majalah yang bernuansa Islam. Asma tidak
hanya menulis cerita fiksi, ia juga aktif menulis lirik lagu dan
lain-lain. Beberapa dari hasil karyanya dapat dijumpai di album Bestari I
tahun 1996, Bestari II tahun 1997 serta Bestari III tahun 2003, Snada
The Prestation, Air Mata Bosnia, Cinta Illahi dan Kaca Diri.
Asma merupakan adik dari seorang penulis
Helvy Tiana Rosa, Asma ialah anak kedua dari pasangan Amin Usman dari
Aceh dan Maria Eri Susanti seorang mualaf keturunan Tiongkok yang
berasal dari Medan. Adiknya yang bernama Aeron Tomino juga menekuni
minaat yang sama dengan kedua kakanya yaitu menulis. Ia juga berhasil
mendapatkan beberapa penghargaan dan hadiah sastra. Bahkan cerpen
ciptaannya yang berjudul Imut dan Koran Gondrong berhasil menyabet juara
satu menulis Cerita Pendek Islami atau LMCPI tingkat Naasional yang
diselenggarakan oleh majalah Anninda tahun 1994 dan tahun 1995. Bukunya
yang berjudul Rembulan Di Mata Ibu berhasil meraih pengahrgaan adikarya
dalam ketegori buku remaja terbaik pada tahun 2001. Tidak hanya mendapat
hadian sastra, Asma juga mendapat penghargaan khusus dari adiarya IKAPI
tahun 2002. Pada tahun 2003 Asma juga memenangkan kategpri penulis
fiksi remaja terbaik dati Mizan Award karena kedua karyanya berhasil
masuk dalam antalogi kumpulan cerpen terbaik di majalah Anninda dalam
Merajut Cahaya (Pustaka Anninda).
Bukan hanya mendapatkan pengahargaan
sastra dari hasil karya fiksinya, Asma juga pernah mengikuti pertemuan
antara sastrawan yang di selengrakan di Brunei Darussalam dan Workshop
kepenulisan novel yang di selenggarakan Majelis Sastra Asia Tenggara
atau MASTERA. Hasil dari kegiatan ini ialah novel yang berjudul Derai
Sunyi. Kesibuakn Asma sekarang selain menjadi penulis beliau juga
mengetuai atau pendiri forum lingkar pena yang merupakan forum
kepenulisan untuk para penulis muda yang berbakat, anggota dari forum
ini hampir ada di seluruh provinsi di Indonesia. Beliau juga pandai
menciptakan lagu Islami dan menyanyikannya, Asma juga sering menjadi
host di acara-acara yang bernuansa Islami, ia juga aktif sebagai
direktur di Yayasan Prakasa Insani Mandiri atau PRIMA. Asma juga sedang
sibuk dengan kegiatannya mengadakan beberapa paket kegiatan untuk anak
melaluli prime kids serta memberi kursus bahasa Inggris.
Karena semua karya yang telah ia buat,
Asma berhasil mendapat berbagai penghargaan. Selain menulis Asma juga
sering diminta untuk memberikan meteri dalam berbagai kegiatan lokakarya
yang berhubungan dengan penulisan dan feminisme yang diadakan di dalam
maupun luar negeri. Dalam perjalannya keliling Eropa pada tahun 2009
setelah mendapatkan undangan Writers in Residence dari Le Chateau de
Lavigny yang diselenggarakan pada Agustus sampai September tahun 2009,
Asma sempat di undang untuk dapat memberikan seminar dan wawancara
kepenulisan di PTRI Jenewa, Masjid Al Falah Berlin yang bekerja sama
dengan FLP dan KBRI di sana, KBRI Roma, Manchaster dalam acara KIBAR
Gathering serta Newcastle.
Asma mulai merintis penerbitan sendiri
dengan brand Asma Nadia Publishing House pada awal tahun 2009. Beberapa
buku dari hasil karyanya yang telah diadaptasi menjadi film adalah Emak
Ingin Naik Haji, Assalamualaikum Beijing dan Rumah Tanpa Jendela. Semua
royalti yang di dapat ari buku Emak Ingin Naik Haji di sumbangkan bagi
panti sosial dan kemanusiaan, terpenting untuk membantu mewujudkan
impian umat Islam yang kurang mampu untuk menunaikan ibadah haji. Asma
juga berprofesi sebagai penulis tetap dikolom resonansi di Republika
setiap hari sabtu.
Asma pernah menjadi salah satu dari 35
penulis dari 31 negara yang di undang sebagai penulis tamu dalam Iowa
International Writing Program, selama di sana Asma sempat berbagi
tentang Indonesia dan perjalanan kretifnya dalam menulis bersama pelajar
dan mahasiswa serta kaum tua di Amerika Serikat. Bukan hanya memenuhi
undangan membaca cerpen yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa
Inggris, karya dari Asma Nadia juga terpilih untuk di tampilkan dalam
adaptasi pentas teater yang di selenggarakan di lowa, Asma juga
berkolaborasi dengan aktor tunarungu Amerika Serikat di pementasan yang
di selenggarakan di State Departement, Washington DC.
Asma juga menggemari fotografi dan telah
mengunjungi 59 negara serta 290 kota di dunia. Melalui yayasnnya ia
merintis Rumah Baca Asma Nadia yang telah tersebar di seluruh provinsi
di Indonesia. Rumah baca yang sederhana beberapa diantaranya memiliki
sekolah dan kelas komputer serta tempat tinggal bagi anak-anak
yatimsecara gratis untuk dapat membaca dan melakukan aktifitas bagi
anak-anak remaja kurang mampu. Sampai sekarang sudah ada 140
perpustakaan yang telah di kelola bersama relawan untuk kaun yang kurang
beruntung dan tidak mampu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar