Perjalanan Menjadi Seorang Penulis
Raditya
mengawali keinginan untuk membukukan catatan hariannya di blog
pribadinya saat ia memenangi Indonesian Blog Award. Raditya juga pernah
meraih Penghargaan bertajuk The Online Inspiring Award 2009 dari
Indosat. Dari pengalaman itu, ia mencetak tulisan-tulisannya di blog
kemudian ia menawarkannya ke beberapa penerbit untuk dicetak sebagai
buku. Awalnya banyak yang menolak, tapi kemudian ketika ia ke
Gagasmedia, sebuah penerbit buku, naskah itu diterima.
Image Courtesy of kaskus.co.id
Raditya sukses
menjadi penulis dengan keluar dari arus utama. Ia tampil dengan genre
baru yang segar, yaitu komedi. Yang membuat ia berbeda dari penulis lain
adalah ide nama binatang yang selalu ia pakai dalam setiap judul
bukunya. Dari buku pertama hingga terbaru, semua judulnya mengandung
nama binatang. Bagi Raditya, ini adalah titik penjualannya.
Menurutnya,
sebagai penulis tetap harus memiliki inovasi. Sebenarnya, pada
bulan-bulan pertama, buku pertamanya tidak terlalu laku. Ini, menurut
Raditya, adalah risiko masuk dalam genre baru. Raditya kemudian gencar
berpromosi di blog yang ia kelola. Selain itu ia juga gencar promosi
dari mulut ke mulut. Raditya meminta pembacanya untuk berfoto dengan
buku pertamanya itu kemudian dikirim ke Raditya. Jadilah ini sebuah
strategi pemasaran yang bisa mengelola pembaca sebagai target pasarnya.
Menjadi penulis
sukses bukan berarti tidak ada hambatan. Menurutnya, hambatan bukan
hanya dari industri buku, melainkan juga dari hal-hal yang sifatnya
diagonal. Artinya, lawan dari industri buku bisa jadi bukan industri
buku lain tapi industri lain yang sebenarnya tidak berhubungan sama
sekali seperti dunia hiburan, makanan, dan lain-lain.
Bagi Raditya
hal ini memang sudah lazim. Yang perlu dilakukan adalah terus berkreasi
dan bertindak kreatif. Baginya, kompetisi yang ada adalah kunci untuk
berinovasi. Tekanan kompetitor bisa menjadi motivasi untuk terus
memberikan ide-ide baru dan menggali kemampuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar